Tips mengendalikan anak cengeng
Sudah sewajarnya bila seorang anak
menangis, karena hal tersebut merupakan luapan emosional yang disampaikan sang
anak ketika ia tidak dapat menjelaskan keinginannya ataupun tidak mendapatkan
keinginannya. Hal ini juga bisa menjadi momen yang buruk jika anak menangis
disuatu acara dan tidak mau berhenti menangis, karena semua pandangan tamu akan
tertuju pada anak itu dan orang tua pun akan kepayahan untuk menenangkan anak. Namun
bila anak sering menangis karena hal-hal yang sepele butuh tanggapan khusus
bagi orang tua agar tidak terbawa hingga ia dewasa.
Pendekatan orang tua kepada anak
yang sering menangis harus dilakukan dengan beberapa cara. Memarahi anak
bukanlah solusi yang tepat untuk menenangkan anak, justru akan berdampak pada
jiwa sosialnya dan bahkan saat ia dewasa. Ketika anak tersebut memiliki adik
yang menangis maka dengan spontan ia akan memarahi adiknya untuk berhenti
menangis. Ketika ia dewasa pun akan melakukan cara yang sama ketika anaknya menangis.
Maka pendekatan orang tua kepada anaknya harus melihat kondisi psikis anak,
karena anak selalu mengikuti tingkah
laku orang tua.
Mengajak anak berbicara menjadi
salah satu pendekatan yang efektif bagi orang tua kepada anak yang menangis.
Mencari tahu apa keinginan anak dengan berbicara perlahan dengan
kalimat-kalimat positif seperti: “Coba bicara baik-baik adik mau apa?”, “Kalau
kakak hanya menangis ayah bunda tidak tahu apa keinginanmu. Coba cerita
baik-baik”, kalimat-kalimat tersebut akan membiasakan dan merangsang anak
untuk bercerita atau mengutarakan keinginannya kepada orang tua lewat kata-kata
bukan dengan tangisan.
Hindari pelabelan anak cengeng.
Sebagai orang tua tentu akan merasa kebingungan mengatasi anaknya yang selalu
menangis. Walaupun demikian, orang tua sebaiknya menghindari kata-kata “anak
cengeng”, “dasar cengeng!” dan lainnya, karena akan mempengaruhi
kepercayaan diri anak dan selalu beranggapan bahwa dirinya adalah cengeng.
Kemandirian anak pun akan menurun karena ia tidak berani melakukan sesuatu
dengan dirinya sendiri dan takut salah.
Batasi untuk memanjakan anak. Salah
satu faktor anak selalu menangis adalah ia tidak mendapatkan keinginannya.
Ketika anak menginginkan mainan disebuah market kemudian sang ibu tidak
mengabulkannya maka anak akan menangis sepanjang perjalanan. Dalam hal ini,
seorang ibu yang lebih mengetahui apa saja yang diperlukan anaknya. Menuruti
keinginan anak bisa dilakukan sesekali dan hindari kebiasaan untuk memenuhi
segala kemauan anak. Jika sang ibu selalu menuruti keinginan anaknya yang
menangis, maka tangisan menjadi senjata utama anak untuk mendapatkan keinginannya
dan ia akan terbiasa menjadi anak yang manja.
Memberikan pemahaman kepada anak
juga menjadi cara untuk tidak memanjakan anak. Ketika anak menangis karena
tidak terpenuhi keinginannya, tenangkan dahulu kondisi emosional anak. Setelah
itu berikan pemahaman yang baik kepada anak seperti: “bunda sekarang belum
bisa belikan itu, kalau bunda sudah ada uang nanti bunda belikan”, “mainan adik
masih banyak dirumah, nanti saja ya beli yang itu”. Jelaskan
kondisi-kondisi yang memungkinkan anak paham, namun orang tua pun harus
konsisten dengan janji yang telah disampaikan kepada anak, agar anak mau
memahami dan percaya kepada orang tuanya.
Beberapa tips diatas dapat
mengendalikan anak yang sering menangis. Orang tua pun akan tenang bila anak
mau berbagi cerita, menyampaikan keinginannya, bercanda ria bukan hanya
menangis. Kondisi-kondisi semacam itu perlu dibentuk pada diri anak melalui
pendekatan yang sesuai. Jika anak sudah nyaman dengan pendidikan didalam rumah,
maka ia akan berbalas budi saat dewasa kelak. (Admin RA Mutiara Bunda)
0 komentar :
Posting Komentar