Tips mengendalikan anak cengeng

Senin, 26 September 2016

Tips mengendalikan anak cengeng



Sudah sewajarnya bila seorang anak menangis, karena hal tersebut merupakan luapan emosional yang disampaikan sang anak ketika ia tidak dapat menjelaskan keinginannya ataupun tidak mendapatkan keinginannya. Hal ini juga bisa menjadi momen yang buruk jika anak menangis disuatu acara dan tidak mau berhenti menangis, karena semua pandangan tamu akan tertuju pada anak itu dan orang tua pun akan kepayahan untuk menenangkan anak. Namun bila anak sering menangis karena hal-hal yang sepele butuh tanggapan khusus bagi orang tua agar tidak terbawa hingga ia dewasa.

Pendekatan orang tua kepada anak yang sering menangis harus dilakukan dengan beberapa cara. Memarahi anak bukanlah solusi yang tepat untuk menenangkan anak, justru akan berdampak pada jiwa sosialnya dan bahkan saat ia dewasa. Ketika anak tersebut memiliki adik yang menangis maka dengan spontan ia akan memarahi adiknya untuk berhenti menangis. Ketika ia dewasa pun akan melakukan cara yang sama ketika anaknya menangis. Maka pendekatan orang tua kepada anaknya harus melihat kondisi psikis anak, karena anak selalu  mengikuti tingkah laku orang tua.

Mengajak anak berbicara menjadi salah satu pendekatan yang efektif bagi orang tua kepada anak yang menangis. Mencari tahu apa keinginan anak dengan berbicara perlahan dengan kalimat-kalimat positif seperti: “Coba bicara baik-baik adik mau apa?”, “Kalau kakak hanya menangis ayah bunda tidak tahu apa keinginanmu. Coba cerita baik-baik”, kalimat-kalimat tersebut akan membiasakan dan merangsang anak untuk bercerita atau mengutarakan keinginannya kepada orang tua lewat kata-kata bukan dengan tangisan.

Hindari pelabelan anak cengeng. Sebagai orang tua tentu akan merasa kebingungan mengatasi anaknya yang selalu menangis. Walaupun demikian, orang tua sebaiknya menghindari kata-kata “anak cengeng”, “dasar cengeng!” dan lainnya, karena akan mempengaruhi kepercayaan diri anak dan selalu beranggapan bahwa dirinya adalah cengeng. Kemandirian anak pun akan menurun karena ia tidak berani melakukan sesuatu dengan dirinya sendiri dan takut salah.

Batasi untuk memanjakan anak. Salah satu faktor anak selalu menangis adalah ia tidak mendapatkan keinginannya. Ketika anak menginginkan mainan disebuah market kemudian sang ibu tidak mengabulkannya maka anak akan menangis sepanjang perjalanan. Dalam hal ini, seorang ibu yang lebih mengetahui apa saja yang diperlukan anaknya. Menuruti keinginan anak bisa dilakukan sesekali dan hindari kebiasaan untuk memenuhi segala kemauan anak. Jika sang ibu selalu menuruti keinginan anaknya yang menangis, maka tangisan menjadi senjata utama anak untuk mendapatkan keinginannya dan ia akan terbiasa menjadi anak yang manja.

Memberikan pemahaman kepada anak juga menjadi cara untuk tidak memanjakan anak. Ketika anak menangis karena tidak terpenuhi keinginannya, tenangkan dahulu kondisi emosional anak. Setelah itu berikan pemahaman yang baik kepada anak seperti: “bunda sekarang belum bisa belikan itu, kalau bunda sudah ada uang nanti bunda belikan”, “mainan adik masih banyak dirumah, nanti saja ya beli yang itu”. Jelaskan kondisi-kondisi yang memungkinkan anak paham, namun orang tua pun harus konsisten dengan janji yang telah disampaikan kepada anak, agar anak mau memahami dan percaya kepada orang tuanya.


Beberapa tips diatas dapat mengendalikan anak yang sering menangis. Orang tua pun akan tenang bila anak mau berbagi cerita, menyampaikan keinginannya, bercanda ria bukan hanya menangis. Kondisi-kondisi semacam itu perlu dibentuk pada diri anak melalui pendekatan yang sesuai. Jika anak sudah nyaman dengan pendidikan didalam rumah, maka ia akan berbalas budi saat dewasa kelak. (Admin RA Mutiara Bunda)

0 komentar :

Posting Komentar