Tips Mendidik Anak Pendiam Agar Berani Bersosialisasi

Minggu, 25 September 2016

Tips Mendidik Anak Pendiam Agar Berani Bersosialisasi



Seorang anak akan terlihat karakteristiknya bila telah memasuki masa prasekolah. hal ini dikarenakan anak telah mulai mengenal lingkungan sekitar selain kedua orang tua dan keluarganya. Terkadang seorang anak memiliki karakteristik selalu bertanya ini itu tentang hal-hal baru yang dilihatnya, ada yang ceria saat bermain dengan teman sebayanya, dan ada pula yang hanya memperhatikan temannya bermain atau pasif.

Karakteristik anak pasif atau pendiam diperlukan pendekatan khusus agar anak tersebut mampu bersosialisasi dan bersahabat dengan rekan sebayanya. Anak yang pendiam cenderung menarik diri dari keramaian dan lebih memilih menyendiri dan melakukan kegiatannya sendiri. Isolasi diri ini sebaiknya diketahui oleh orang tua maupun guru agar tidak terbawa hingga dewasa. Disisi lain, diamnya anak bisa berarti karena ia malu atau takut dengan keadaan yang baru dikenalnya, namun hal ini bisa diatasi dengan memberikan dukungan secara terus menerus hingga anak merasa percaya diri dan berani bersosial dengan yang lain.

Seorang guru maupun orang tua perlu memahami kondisi psikologi anak dengan baik agar anak tersebut dapat dididik sesuai dengan karakteristiknya. Anak pendiam dapat diberikan stimulus dengan memilih teman yang lebih aktif. Kondisi semacam itu dapat memberikan pengaruh terhadap anak pendiam agar mulai berinteraksi dengan rekannya walaupun dalam lingkup yang kecil. Hal ini pun dapat diterapkan oleh gurunya di sekolah dengan memasangkan teman sebangku yang lebih aktif, namun bila sang anak tidak mau dipasangkan bisa diatasi dengan model belajar mini group.

Pola pengaturan kelas yang baik dapat mengefektifkan siswa baik dalam pelajaran maupun dalam hubungan sosial. Anak pendiam lebih menyukai grup yang sedikit karena secara tidak langsung perhatian guru terhadap semua anak dapat terbagi rata. Dalam lingkungan keluarga, orang tua perlu memberikan perhatian lebih agar anak pendiam dapat mulai terbuka dan mau berbagi cerita.

Memberikan tanggung jawab atau tugas kepada anak pendiam dapat menstimulus mereka agar mampu bersosialisasi. Tugas disini bukan berarti PR sekolah akan tetapi tugas yang berkaitan dengan tanggung jawab seperti: piket kelas, membukakan pintu rumah ketika ada tamu, dipasangkan dengan yang lebih muda ketika belajar kelompok. Tanggung jawab semacam itu dapat memberikan stimulus anak untuk berani bersosialisasi karena keseluruhan tanggung jawab tersebut berkaitan dengan interaksi kepada orang lain. Memberikan sanjungan dan apresiasi yang positif sangat mungkin untuk meningkatkan kepercaya dirian anak pendiam sehingga ia merasa dihargai dan berani untuk melakukan tanggung jawabnya dengan baik.


Beberapa tips diatas memberikan gambaran bahwa mendidik anak pendiam dibutuhkan kerjasama antara guru dan orang tua. Sinergi yang searah akan mampu membiasakan anak pendiam untuk bersosialisasi dengan orang lain. Penanganan tersebut dapat mengatasi psikologis anak yang akan berdampak saat dewasa kelak. Anak pendiam memiliki guncangan emosi yang lebih besar dibanding anak yang aktif, hal ini bisa berakibat ekstrim saat dewasa karena tidak bisa mengendalikan emosi dirinya sendiri hingga menyebabkan tindakan kriminal, pengrusakan hingga bunuh diri. Untuk itu, orang tua perlu mengetahui karakteristik setiap anaknya dan selalu berinteraksi agar pendekatan orang tua kepada anak tetap terhubung hingga anak dewasa. (Admin RA Mutiara Bunda Official Page)

0 komentar :

Posting Komentar