Membentuk Karakter Anak Sejak Dini (Part 2)

Sabtu, 24 September 2016

Membentuk Karakter Anak Sejak Dini (Part 2)



Bimbingan orang tua yang intens terhadap anaknya dapat memberikan stimulus untuk membentuk kepribadian sang anak. Perlunya kesadaran orang tua dalam mendidik dan membentuk perilaku anak sejak usia dini, karena diera saat ini bangsa kita mengalami krisis moral yang sangat tinggi. Dimana anak sudah mengenal dunia maya dan gadget yang tidak ada batasan umur bagi penggunanya. Dampaknya pun akan mempengaruhi perilaku anak. Beberapa orang tua yang memiliki kesibukan cukup padat memandang bahwa gadget adalah cara terbaik untuk menenangkan anak, justru hal tersebut akan berdampak pada individualitas anak yang sangat tinggi.

Seorang anak akan mulai mengikuti tingkah laku orang disekitarnya pada masa memasuki usia 3-5 tahun. Sebagaimana  dijelaskan oleh Erikson (1963) dalam tahapan psikososial bahwasannya di masa play age anak memasuki tahapan inisiatif dalam berperilaku, artinya ia ingin melakukan sesuatu berdasarkan pengamatannya. Peran orang tua sebaiknya selalu membimbingnya dengan menanamkan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat seperti; membiasakan bertutur kata baik, rendah hati, pemaaf, tidak sombong, berempati dan lainnya.

Pada fase usia 5-12 tahun (school age) adalah fase dimana anak mulai mampu membedakan baik dan buruk berdasarkan nalarnya. Dalam Islam, pada usia ini anak mulai ditegaskan dalam menjalankan Ibadah sholat yang menjadi kewajiban kaum muslim. Pada fase ini pun keuletan anak dalam menjalankan tugas yang diberikan sangat tinggi, karena usia anak telah memasuki usia sekolah yang mana interaksi anak sudah mulai keluar dari lingkungan keluarga menuju lingkungan sekolah. Dalam hal ini, peran orang tua mulai bersinergi dengan lingkungan sekolah dalam mendidik anak agar terbentuk kepribadiannya, bukan seutuhnya dipasrahkan kepada pihak sekolah dan menjadi tanggung jawab penuh oleh sekolah.

Peran antara orang tua dan guru menjadi tanggung jawab mereka pada fase school age. Menjalin komunikasi yang intens antara orang tua dan pendidik menjadi salah satu kunci dalam mengembangkan kepribadian anak. Seorang pendidik dapat menjelaskan bagaimana perkembangan akademik anak, bagaimana jiwa sosial anak selama di sekolah, bagaimana perilaku terhadap teman-temannya dan hal yang berkaitan dengan aktifitas selama disekolah. Orang tua pun perlu mendidiknya kembali selama dirumah dengan memberikan nasihat, belajar bersama, membiasakan untuk bertanggung jawab terhadap tugas, bertutur kata dengan baik dan menjaga sopan santun kepada orang yang lebih tua.

Membiasakan perilaku-perilaku tersebut akan membentuk karakter anak sejak dini ia akan mampu menjaga dirinya ketika memasuki usia remaja. Pada fase pencarian jati diri (remaja) merupakan fase yang sulit dihadapi bagi orang tua karena anak telah mengenal lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Orang tua berperan sebagai figur yang dapat dicontoh oleh anaknya. Memberikan kasih sayang seutuhnya dan nasihat kepada anak dapat membuat anak merasa nyaman dan mampu menyaring perilaku mana yang baik untuk dilakukan dan yang perlu ditinggalkan. (Admin RA Mutiara Bunda Official Page)


0 komentar :

Posting Komentar