Kenali Sikap Anak Broken Home
Istilah broken home sudah sangat
lazim terdengar dikalangan masyarakat, tidak sedikit pula kasus broken home
yang terjadi khususnya di Indonesia, baik dari kalangan masyarakat bawah,
menengah hingga publik figur sekalipun. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan perceraian di dalam sebuah keluarga diantaranya: perselingkuhan,
sikap dan watak pasangan, kurangnya perhatian dan pengertian pasangan serta
dukungan orang tua yang tidak sejalan.
Akibat dari perceraian sebuah keluarga
menyebabkan anak mereka yang menjadi korban. Semua anak di dunia ini tentu
sangat mengharapkan kasih sayang dari kedua orang tuanya bukan hanya sepihak,
sehingga beberapa anak broken home mengalami beban psikologis yang menyebabkan
ia sedikit berbeda dari anak normal secara umum. Jarang sekali orangtua
mengetahui kondisi psikologis seorang anak hingga masing-masing dari orang tua
lebih mengedepankan ego mereka untuk bertengkar maupun bercerai.
Pada umumnya, dampak dari seorang
anak dapat terlihat selama pergaulannya bersama teman di sekolah. Beberapa
dampak psikologis dari anak broken home diantaranya:
1. Anak menjadi
nakal
Tidak
semua anak bandel adalah karakter dari diri mereka sendiri. Anak menjadi nakal
bisa jadi karena faktor yang melatarbelakanginya. Sifat anak yang berubah
secara drastis perlu diketahui oleh para pendidik di sekolah. Sehingga Di
sekolah-sekolah disediakan guru bimbingan konseling yang bertugas mengatasi
masalah anak. Dalam prinsip konseling anak, seorang konselor tidak dapat
menjudge anak nakal itu salah, tetapi mereka perlu tahu apa penyebab mereka
melakukan perbuatannya.
2. Anak menjadi
pendiam
Beberapa
anak tentu tidak dapat meluapkan kekecewaan mereka terhadap orang tuanya yang
tidak rukun. Menjadi pendiam adalah jalan yang diambil untuk tidak merumitkan
masalah keluarganya. Tentu hal ini dapat berdampak pada psikologis seorang anak
yang mengakibatkan ia menjadi kurang sosialis, malas, tidak bersemangat dan
terus memendam kekesalannya, bahkan anak yang berprestasi pun akan merosot dalam
akademiknya akibat dari broken home.
3. Sedih yang
berkepanjangan
Anak
broken home memiliki latar belakang keluarga yang rumit. Kesedihan pada seorang
anak tentu tidak dapat dihindari. Masa keceriaan seorang anak dilalui dengan
kesedihan yang berkepanjangan. Seorang anak yang tidak dapat menempa diri dan
terus belajar akan larut dalam kesedihan dan tidak dapat mencapai masa depannya
yang lebih baik.
4. Anak menjadi
baik
Sangat
jarang terjadi pada diri anak broken home. Biasaya anak seperti ini memiliki
kepekaan dan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dari orang lain pada umumnya.
Ia memandang secara dewasa akan masalah yang dihadapinya, dan yakin bahwa
pertengkaran kedua orang tuanya tidak dapat menghancurkan masa depannya.
Beberapa dampak diatas perlu diketahui
oleh para orang tua dan juga para pendidik untuk memperhatikan kondisi
psikologis seorang anak ketika mengalami perubahan. Pertengkaran dalam keluarga
tentu bisa terjadi, sebagai orang tua juga harus bersikap dewasa ketika
menghadapi masalah, dalam artian menjauhkan sikap kekerasan baik fisik maupun
lisan dihadapan seorang anak, karena kekerasan dalam keluarga yang dilihat
maupun didengarkan langsung oleh anak dapat mempengaruhi kondisi psikologisnya.
Dalam hal ini, masa depan anak berada pada kondisi keluarganya. Kedewasaan,
pengertian dan perhatian perlu dijaga demi kelangsungan keluarga yang harmonis.
(Admin RA Mutiara Bunda Official Page)
0 komentar :
Posting Komentar