Kenali Sikap Anak Broken Home

Rabu, 21 September 2016

Kenali Sikap Anak Broken Home


Istilah broken home sudah sangat lazim terdengar dikalangan masyarakat, tidak sedikit pula kasus broken home yang terjadi khususnya di Indonesia, baik dari kalangan masyarakat bawah, menengah hingga publik figur sekalipun. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perceraian di dalam sebuah keluarga diantaranya: perselingkuhan, sikap dan watak pasangan, kurangnya perhatian dan pengertian pasangan serta dukungan orang tua yang tidak sejalan.

Akibat dari perceraian sebuah keluarga menyebabkan anak mereka yang menjadi korban. Semua anak di dunia ini tentu sangat mengharapkan kasih sayang dari kedua orang tuanya bukan hanya sepihak, sehingga beberapa anak broken home mengalami beban psikologis yang menyebabkan ia sedikit berbeda dari anak normal secara umum. Jarang sekali orangtua mengetahui kondisi psikologis seorang anak hingga masing-masing dari orang tua lebih mengedepankan ego mereka untuk bertengkar maupun bercerai.

Pada umumnya, dampak dari seorang anak dapat terlihat selama pergaulannya bersama teman di sekolah. Beberapa dampak psikologis dari anak broken home diantaranya:

1.       Anak menjadi nakal

Tidak semua anak bandel adalah karakter dari diri mereka sendiri. Anak menjadi nakal bisa jadi karena faktor yang melatarbelakanginya. Sifat anak yang berubah secara drastis perlu diketahui oleh para pendidik di sekolah. Sehingga Di sekolah-sekolah disediakan guru bimbingan konseling yang bertugas mengatasi masalah anak. Dalam prinsip konseling anak, seorang konselor tidak dapat menjudge anak nakal itu salah, tetapi mereka perlu tahu apa penyebab mereka melakukan perbuatannya.

2.       Anak menjadi pendiam

Beberapa anak tentu tidak dapat meluapkan kekecewaan mereka terhadap orang tuanya yang tidak rukun. Menjadi pendiam adalah jalan yang diambil untuk tidak merumitkan masalah keluarganya. Tentu hal ini dapat berdampak pada psikologis seorang anak yang mengakibatkan ia menjadi kurang sosialis, malas, tidak bersemangat dan terus memendam kekesalannya, bahkan anak yang berprestasi pun akan merosot dalam akademiknya akibat dari broken home.

3.       Sedih yang berkepanjangan

Anak broken home memiliki latar belakang keluarga yang rumit. Kesedihan pada seorang anak tentu tidak dapat dihindari. Masa keceriaan seorang anak dilalui dengan kesedihan yang berkepanjangan. Seorang anak yang tidak dapat menempa diri dan terus belajar akan larut dalam kesedihan dan tidak dapat mencapai masa depannya yang lebih baik.

4.       Anak menjadi baik

Sangat jarang terjadi pada diri anak broken home. Biasaya anak seperti ini memiliki kepekaan dan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dari orang lain pada umumnya. Ia memandang secara dewasa akan masalah yang dihadapinya, dan yakin bahwa pertengkaran kedua orang tuanya tidak dapat menghancurkan masa depannya.


Beberapa dampak diatas perlu diketahui oleh para orang tua dan juga para pendidik untuk memperhatikan kondisi psikologis seorang anak ketika mengalami perubahan. Pertengkaran dalam keluarga tentu bisa terjadi, sebagai orang tua juga harus bersikap dewasa ketika menghadapi masalah, dalam artian menjauhkan sikap kekerasan baik fisik maupun lisan dihadapan seorang anak, karena kekerasan dalam keluarga yang dilihat maupun didengarkan langsung oleh anak dapat mempengaruhi kondisi psikologisnya. Dalam hal ini, masa depan anak berada pada kondisi keluarganya. Kedewasaan, pengertian dan perhatian perlu dijaga demi kelangsungan keluarga yang harmonis. (Admin RA Mutiara Bunda Official Page)

0 komentar :

Posting Komentar